![]() |
proses pencarian korban penumpang Pesawat Merpati |
Exact2 Manza - Diduga akibat cuaca buruk, pesawat Merpati Nusantara Airlines jenis MA 60 jatuh di laut Kaimana, Provinsi Papua Barat, Sabtu siang, 7 Mei. Semua penumpang pesawat nahas itu (6 kru, 21 penumpang, red) tewas dalam insiden tersebut.
Pesawat nahas yang dipiloti Purwadi dan Co Pilot Paun Nab itu sebelumnya terbang dari Bandara Domine Eduard Osok sekitar pukul 12.45 WIT dan jatuh setelah berusaha mendarat di Bandara Utarom Kaimana. Sebelum terjatuh pesawat sempat berputar-putar di atas Bandara Utarom Kaimana selama 15 Menit. Pesawat jatuh sekitar 400 meter dari Runway Bandara Utaram Kaimana dengan kondisi patah jadi dua bagian.
Seluruh penumpang dan awak pesawat dinyatakan tewas. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun FAJAR, pesawat nahas itu terdiri dari 18 penumpang dewasa, 1 anak dan 2 bayi. Sementara crew pesawat terdiri dari 2 teknisi, 2 pramugari dan pilot serta co pilot pun tewas dalam kecelakaan tersebut.
Dari 19 penumpang orang dewasa, sebanyak 12 penumpang yang berencana akan turun di Kaimana, sementara 7 penumpang lainnya melanjutkan perjalanan ke Nabire Provinsi Papua. Di antara penumpang tewas tersebut adalah Kepala Bagian (Kabag) Operasi Polres Kaimana AKP Teddy Effendi beserta istri Irma Efendi dan anaknya Abi Efendi.
Kabag Ops Kaimana AKP Teddy Effendi sebelumnya mantan Kasat Intel Polres Sorong dan baru seminggu menjabat di Kaimana. Hingga pukul 21.00 WIT tadi malam, 17 penumpang telah berhasil dievakuasi dan dibawa ke Puskesmas Kaimana untuk diidentifikasi. Menurut salah satu tim evakuasi, penumpang yang dievakuasi terakhir adalah jasad Kabag Ops Kaimana AKP Teddy Effendi yang dievakuasi sekitar pukul 21.00 WIT.
Berdasarkan data yang diperoleh Koran ini di TKP, pesawat Merpati MA 60 yang terbang dari Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong tersebut jatuh setelah gagal landing di Bandara Utarom Kaimana. Sebelum mendarat, setelah mengambil ancang-ancang dari arah timur Bandara Utarom, namun akhirnya miring kiri. Sayap sebelah kiri terlihat miring dan menghantam air laut.
Menurut saksi mata, Karel Kopong yang berhasil dikonfirmasi di lokasi kejadian menuturkan, mulanya pesawat tersebut terbang sangat rendah.
“Saya lihat pertama, pesawat itu miring ke kiri. Sebelum mendarat, pesawat langsung jatuh. Kami hanya dengar bunyi ledakan di air. Tapi setelah kami tiba di lokasi, kami tidak lihat lagi pesawat tersebut,” ujarnya.
“Saya lihat pertama, pesawat itu miring ke kiri. Sebelum mendarat, pesawat langsung jatuh. Kami hanya dengar bunyi ledakan di air. Tapi setelah kami tiba di lokasi, kami tidak lihat lagi pesawat tersebut,” ujarnya.
Memang sebelum pesawat mendarat, Kota Kaimana dan sekitarnya diguyur hujan. “Itu yang mungkin menyebabkan jarak pandang pilot untuk mendarat dan jatuh ke laut,” ujar beberapa warga yang berada di TKP.
Dalam proses evakuasi jasad korban yang melibatkan tim aparat gabungan dan warga. Terbentur dengan minimnya peralatan serta kondisi cuaca yang tidak bersahabat. “Kita akan lakukan pencarian terus atau bisa juga dilanjutkan besok, kerena saat ini sudah gelap,” ujar salah satu aparat keamanan.
Sebelumnya evakuasi sebanyak 15 korban, akhirnya para korban dibawa ke Puskesmas Kaimana untuk diidentifikasi. Dari sekian banyak korban yang jatuh dalam peristiwa nahas tersebut, terdapat pula Kabag OPS Polres Kaimana AKP Tedy Effendy, bersama istrinya dan satu orang anaknya. Sementara daftar nama-nama penumpang yang meninggal dunia sampai saat ini belum dapat diperoleh.
Hingga berita ini diturunkan, petugas keamanan dan pihak-pihak yang bertanggungjawab atas peristiwa tersebut, belum bisa dikonfirmasi terkait dengan dugaan sementara akibat jatuhnya pesawat tersebut.
Kepala Bandara Sorong melalui Pelaksana Harian Kabandara Joko Riyanto yang dikonfirmasi mengatakan, pesawat berkapasitas 50 penumpang tersebut saat berangkat dari Bandara DEO pukul 12.45 dalam keadaan normal dan layak terbang.
Menurut Joko Riyanto, kontak terakhir dengan pesawat buatan China yang baru beroperasi selama satu bulan tersebut sekitar pukul 13.02 WIT dan mengabarkan dalam kondisi normal.
Menurut Joko Riyanto, kontak terakhir dengan pesawat buatan China yang baru beroperasi selama satu bulan tersebut sekitar pukul 13.02 WIT dan mengabarkan dalam kondisi normal.
Sesuai dengan jadawal penerbangan seharusnya pesawat tersebut mendarat di Bandara Utarom Kaimana sekitar pukul 13.55 WIT. “Kejadiannya saat hendak mendarat dari jarak pandang 500 meter ke Runway,” kata Pelaksana Harian Joko Riyanto seraya menambahkan untuk penyebab terjadinya kecelakaan jatuhnya pesawat tersebut pihaknya belum bisa memastikan secara pasti namun diduga akibat cuaca buruk yang melanda Kaimana yakni hujan deras yang menganggu jarak pandang pendaratan.
"Dari 21 penumpang tersebut,12 tujuan Kaiamana dan 9 tujuan Nabire,” ungkap Joko Royanto.
Secara terpisah, Kapolres Sorong, AKBP Parlindungan Silitonga mengatakan, setelah berkoordinasi dengan Kapolres Kaimana, dan pihak Bandara Kaimana membenarkan kalau diantara penumpang tewas adalah AKP Tedy Effendy.
AKP Tedy Effendy dimutasikan ke Polres Kaimana sebagai Kabag OPS sekitar satu minggu lalu. Saat akan pindah tugas ke Kaimana, alm AKP Tedy sempat dilepas oleh jajaran Polres Sorong yang dipimpin Kapolres AKBP Parlindungan Silitonga.
Sementara itu Kementerian Perhubungan membantah pesawat Merpati jenis MA 60 yang jatuh kemarin, karena kurang perawatan. Berdasar data yang ada, justru pesawat nahas tersebut baru saja menjalani pemeriksaan rutin.
"Pengecekan pesawat itu sekitar perseratus jam," ujar Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Harry Bakti, dalam jumpa pers di Kemenhub Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, kemarin.
Harry mengatakan, pesawat tersebut buatan tahun 2010 dengan serial 2801. Menurutnya, pesawat itu baru menempuh 615 jam terbang sejak beroperasi.
"Jadi, tentunya baru 15 jam terbang dari pengecekan yang terakhir. Dengan total pendaratan 764 pendaratan," katanya.
Sampai saat ini, maskapai Merpati memiliki 13 pesawat dengan jenis yang sama dan semuanya sudah beroperasi. Sedangkan dua pesawat lagi masih dalam tahap pemesanan. "Ini pesawat buatan China dan yang dua lagi juga masih tahap pemesanan di China," tutup Harry.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar